Pria kelahiran Jakarta ini mulai terjun ke industri musik rekaman dan panggung secara profesional pada 1980, sebagai pemain bas dalam grup Trans yang dipimpin oleh Fariz RM. Ketika itu ia masih belajar di SMU di Jakarta. Dalam periode SMU pula, ia mulai bergaul dengan permainan orkestra untuk musik pop. Ia menjadi pemain bas dalam, antara lain, Orkes Telerama yang dipimpin oleh (almarhum) Isbandi dan pernah secara reguler muncul di TVRI.
Menurut penuturan Erwin, Isbandi-lah yang memberinya pengalaman pertama membuat aransemen musik untuk lagu yang dibawakan oleh orkestra. "Kalau enggak salah ingat, saya harus bikin aransemen musik untuk lagu Tudung Periuk," kenang Erwin. "Saya bikin di kertas besar, saya bawa ke mana-mana sampai lecek dan baru selesai dalam 10 hari,"
Karier
Pada tahun 1970-an, Gutawa pernah beberapa kali bermain film, di film Sebatang Kara (1973), Jangan Kau Tangisi (1974), Permata Bunda (1974) dan Fajar Menyingsing (1975). Tahun 1980 ia menjadi bassist pada Orkes Telerama pimpinan Isbandi yang ditayangkan di TVRI. Setelah lulus dari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada tahun 1986, ia terjun sepenuhnya ke bidang musik. Tahun 1985-1993 ia bergabung dengan Karimata, sebuah band fusion jazz yang merilis lima album. Pada tahun 1993 ia mendirikan Erwin Gutawa Orkestra.
Pada 1985-1993 Erwin sempat ngetop sebagai pemain bas grup fusion Karimata yang juga mencipta lagu instrumentalia. Grup dengan personel Erwin, Candra Darusman (keyboard), Denny TR (gitar), Aminoto Kosin (piano) dan Uce Haryono (drum, lalu digantikan oleh Budhy Haryono) tersebut bubar pada 1994.