Biografi Grup Band The Rain

biografi grup band the rain

The Rain adalah grup musik Indonesia yang berasal dari Yogyakarta. Grup musik ini digawangi oleh Indra Prasta (vokal, gitar, harmonika), Aang Anggoro (drum), Ipul Bahri (bass) dan Iwan Tanda (gitar, vokal). Hingga 2011, The Rain telah merilis empat album studio: Hujan Kali Ini (2003), Senandung Kala Hujan (2005), Serenade (2007) dan Perjalanan Tak Tergantikan (2009). Mereka juga merilis sebuah komik banyolan berjudul Komik Cihuy Anak Band pada pertengahan 2010. Setelah menyelesaikan sebuah tur pada tahun 2011, The Rain kembali masuk studio untuk mengerjakan album kelima mereka yang diberi judul Jingga Senja dan Deru Hujan.

Biografi

Awal Terbentuk

Selepas lulus SMA pada pertengahan 1998, Indra Prasta hijrah dari kampung halamannya ke Jogja. Di kota itu, Indra yang sedang ingin belajar gitar diperkenalkan seorang temannya pada Iwan Tanda, seorang gitaris lokal. Indra mendapati bahwa Iwan menggemari Gin Blossoms, sama seperti dirinya. Iwan yang saat itu baru saja membentuk band bernama No Rain mengajak Indra bergabung mengisi posisi vokalis. Sebelumnya Iwan sendiri yang mengisi bagian vokal di demo lagu-lagu No Rain. Selain Iwan dan Indra, No Rain juga beranggotakan Olive (bass), Iko (gitar) dan Dian (Drum). Setelah mereka berlima bubar di tahun 2000, Iwan dan Indra bertemu Aang Anggoro dan Ipul Bahri di studio Alamanda, tempat di mana mereka biasa latihan. Mereka berempat sepakat memulai sebuah band baru. Setelah beberapa kali manggung, akhirnya mereka sepakat menggunakan nama The Rain. Nama The Rain pertama kali digunakan saat mereka manggung di sebuah acara di lembah UGM pada tanggal 31 Desember 2001.

Hujan Kali Ini

Album pertama The Rain, Hujan Kali Ini, dirilis pada tahun 2003 dan menelurkan banyak hits seperti Dengar Bisikku, Jangan Pergi, Terima Kasih Karena Kau Mencintaiku dan Coba Lupakan Kamu. Album ini mendapatkan Golden Award dan terjual sebanyak 140 ribu kopi. Lewat album perdana ini mereka mulai sering manggung ke berbagai penjuru Indonesia. Beberapa lagu di album ini dipakai menjadi theme song beberapa sinetron, salah satunya adalah sinetron berjudul Cintaku Di Kampus Biru. Lagu Dengar Bisikku hingga bertahun-tahun kemudian masih mendapat airplay yang tinggi di banyak radio.

Senandung Kala Hujan

Tahun 2005, dua tahun setelah album pertama dirilis, The Rain menyelesaikan album Senandung Kala Hujan, dengan hits seperti Tolong Aku, Kau Buat Aku Menunggu dan Bulan Sabit. The Rain semakin matang di panggung dan semakin serius menggarap konsep pertunjukan mereka. Sebagian besar konser mereka saat itu tercatat sold out.

Serenade dan Pergantian Label

Dua tahun kemudian, di tahun 2007, album Serenade dirilis. Lagu Terlalu Indah, Dan Biar Esok Menjadi Misteri dan Persimpangan mendapat airplay yang tinggi di banyak radio di seluruh Indonesia. Sebuah album yang mendapat review yang positif di banyak media. Tak lama kemudian, The Rain menjadi nominator dalam IKONTM ASEAN Music Initiative Awards. Pada tahun 2008, The Rain menjadi nominator Bands Who Can Free Their Voice dalam sebuah festival musik tahunan di Indonesia, bersama dengan J-Rocks, Padi, Nidji dan beberapa band lain. Tak lama kemudian, The Rain terlibat dalam tur Rising Stars. Di pertengahan tahun 2008, setelah menyelesaikan kontrak 3 album dengan label mereka Trinity Optima Production, The Rain bergabung dengan Nagaswara.

Perjalanan Tak Tergantikan Dalam Proyek Komik

Di awal 2009, album Perjalanan Tak Tergantikan dirilis. Lagu Boleh Saja Benci dipilih menjadi single pertama album ini. Untuk video klip lagu ini, The Rain mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai pemrakarsa penggunaan payung terbanyak dalam sebuah video klip. Tak lama setelah dirilis, Boleh Saja Benci masuk dalam Top 10 RBT terlaris di salah satu provider seluler. Kemudian disusul oleh single Meninggalkan Cerita Ini, Percaya dan Perjalanan Tak Tergantikan

Pada bulan Juli 2010, secara mengejutkan mereka merilis Komik Cihuy Anak Band, sebuah komik banyolan tentang realita dunia anak band di Indonesia. Komik ini menjadi bahasan di skala nasional, mengundang perhatian dari banyak pihak karena mengangkat hal-hal yang selama ini jarang diangkat. Lewat Komik Cihuy Anak Band, nama The Rain mulai diperhitungkan sebagai band yang membawa sesuatu yang beda di industri musik Indonesia.

Merilis Single Tanpa Album dan Tertundanya Pengerjaan Album Kelima

Beberapa bulan setelah merilis Komik Cihuy Anak Band, The Rain merilis sebuah single baru berjudul Bermain dengan Hatiku. Di single ini, The Rain kembali ke nuansa lagu di album-album awal mereka dahulu. Sebuah lagu mellow dengan orkestrasi yang menghanyutkan. Indra mengaku terpengaruh musik Gilbert O'Sullivan pada saat menulis lagu tersebut. Pada tahun itu juga, The Rain merilis single religi mereka yang berjudul Ingat Allah dengan balutan musik Alt. Country.

Pengerjaan album kelima The Rain tertunda karena jadwal The Rain dan kesibukan masing-masing personel. Tak lama setelah menyelesaikan tur 40 titik di pertengahan 2011, The Rain baru mulai merekam album kelima mereka yang diberi judul Jingga Senja dan Deru Hujan. Sebuah album yang pengerjaannya memakan waktu paling lama dibandingkan album-album The Rain sebelumnya.